Sambangi Keuskupan Manokwari, KND Dorong Pemenuhan Hak Keagamaan Disabilitas

MILENIALNUSANTARA.ID – Komisi Nasional Disabilitas (KND) menyambangi Vikaris Jenderal Keuskupan Manokwari, Pater Izaak Bame di Kantor Wilayah Keuskupan Manokwari – Sorong, Senin (19/8/2024).

Sejumlah Pastor, dewan pastoral paroki dan organisasi keagamaan Katolik turut hadir dalam mendiskusikan tentang hak penyandang disabilitas terkhusunya hak keagamaan bagi umat disabilitas.

Pada pertemuan tersebut, Komisioner KND Kikin Tarigan menyampaikan bahwa Gereja Katolik memiliki peran yang sangat besar untuk memberikan dukungan dan layanan bagi umat disabilitas.

“kita masih terjebak dengan stigma terhadap disabilitas dimana dianggap sebagai aib keluarga, tidak normal sehingga dalam pelayanan gereja mengabaikan umat dengan disabilitas untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan hak mereka,”kata Kikin

Baca:Perjuangkan Hak Disabilitas, KND Gandeng Banom NU di Sorong

Dia menambahkan, Gereja Katolik harus inklusif dan ramah terhadap disabilitas dan Gereja dapat melakukan penyesuaian pelayanan bagi umat penyandang disabilitas.

“Tentu ada pengaturan dalam Gereja Katolik itu sendiri, namun bisa diberikan kesamaan dan kesetaraan sehingga bisa memudahkan bagi umat disabilitas untuk mendapatkan pelayanan sebagaimana umat yang lainnya,”ujarnya.

Sedangkan Komisioner KND yang turut membersamai dalam diskusi tersebut, Fatimah Asri Mutmainah atau biasa dipanggil dengan Umi Eci mengungkapkan tentang paradigma masyarakat tentang disabilitas dan perlunya perubahan cara pendang dalam melihat disabilitas.

“Tantangan yang masih perlu untuk diatasi adalah paradigma masyarakat yang masih memandang disabilitas dengan ketidakmampuan, belaskasihan dan sejenisnya. Pada kondisi ini, perlu memberikan pemahaman tentang disabilitas dengan cara pandang baru bahwa melihat disabilitas sebagai keragaman,”jelasnya.

Baca:Kikin Tarigan Apresiasi Diluncurkannya Victory Disability Care di Unvic Sorong

Umi Eci menyampaikan jika kita menerima Indonesia dibangun atas dasar keragaman suku, budaya dan latar belakang yang berbeda harusnya kita juga bisa memasukan disabilitas bagian dari keragaman dengan pemahaman lintas cara.

“Jika ada yang disabilitas netra bukan berarti dia tidak bisa melihat, tetapi dia bisa melihat dan mengetahui dengan cara melihat dan memahami melalui ketajaman pendengarannya, disabilitas tuli dengan cara merasakan melalui getaran yang dirasakannya. Jadi ketika kita tahu jika ada fungsi suatu tubuh yang tidak maksimal fungsi tubuh lainnya akan lebih sensitif dan menjadi alternatif menangkapnya sehingga dengan demikian kita harus menerima disabilitas ini sebagai keragaman yang ada ditengah-tengah kita,” tambahnya.

“Dan saya kira pemahaman keagamaan mengajarkan kita bahwa Tuhan Maha Pencipta, tidak pernah gagal dalam menciptakan kita manusia sebagai mahluknya, tidak ada produk gagal yang Tuhan ciptakan, yang gagal adalah pemahaman kita dalam merespon dan melihat disabilitas ditengah-tengah kita. Harapannya dengan pertemuan ini, KND dan Keuskupan dapat berkolaborasi dan bersinergi dalam pelaksanaan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak penyandang Disabilitas, khususnya dalam hak keagamaan,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Vikaris Jenderal Keuskupan Manokwari-Sorong Pater Izaak Bame, berkomitmen untuk bersinergi dengan KND dan hasil pertemuan ini akan disampaikan kepada Uskup.

“Nanti akan dilakukan pertemuan lanjutan bersama para pastor untuk mendiskusikan lebih lanjut terkait dengan hasil pertemuan dengan KND terkait pemenuhan hak keagamaan penyandang disabilitas dalam pelayanan Gereja Katolik,” tuturnya.

Diskusi berjalan dengan hangat dan saling menguatkan peran masing-masing, pertemuan kemudian ditutup dengan foto bersama.

spot_img
Populer
Berita Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here